CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 05 Januari 2013

Kesepian



      Kunikmati setiap teguk secangkir pahit khas kesepian. kuhirup dalam-dalam aroma asa yang begitu terasa. Angin malam datang membelai, memainkan beberapa anak rambutku. Namun berlalu, seakan gagal memahami makna tersirat dalam lamunanku. Diterangi cahaya palsu dewi malam yang hanya memantulkan kerlip para bintang, aku duduk bersandarkan sunyi. Bayanganmu berkelebat dalam benakku, meracuni otak serta pikiranku, dan dirimu seakan tak pernah mau berhenti menghantuiku. 
          Raut wajahmu terukir jelas dalam benakku, suara tawamu masih mampu tertangkap oleh indera pendengaranku, pelukmu masih terasa hangat di tubuhku, dan genggaman tanganmu masih mampu redakan gundahku. Tatapan matamu terekam jelas di otakku dan tersimpan dengan baik dalam memoriku. Tatapan yang begitu tajam, dingin, dan menusuk namun terasa hangat kala menyentuh dasar hatiku yang beku.
         Kini.. Aku di sini, tanpamu di sisiku. Tiada lagi sandaran, tiada lagi panggilan sayang, tiada lagi tawa renyah dan senyum tulus darimu. Dalam tangis masih kusunggingkan senyum untukmu, dalam tanya masih kutuliskan jawaban untukmu, dan dalam gelap dasar hatimu masih kunyalakan pelita api cintaku.
        Rintik hujan perlahan turun membasahi pucuk dedaunan, seiring butiran tetes demi tetes air mata yang basahi pipiku. Dinginnya malam menusuk tulang hingga terasa ke persendian. Kesunyian ini seakan mampu membunuhku perlahan. Kekosongan jiwa, kehampaan hati, tiada lagi pengisi celah ruang rindu ini.
           Apa kabar dirimu di sana? Masihkah kau ingat aku? Apakah kau rasakan rindu separah yang kurasakan saat ini? Tanah yang kita pijak tak lagi sama, awan yang menaungi kita pun berbeda. Saat kau lihat awan seputih kapas ditemani pelangi indah di sisinya, aku di sini melihat awan kelabu dengan rintik hujan yang tak lagi kuat dikandungnya. 
            Selamat malam dirimu yang kurindukan. Datanglah ke mimpiku malam ini, kan kupeluk dirimu dan takkan kulepas lagi.

1 komentar:

Munica Chintyani Putri M.M. mengatakan...

Vi follow juga blokku icamunica.blogspot.com

Posting Komentar