Aku
berdiri mematung, melihat diriku yang terbaring tak sadarkan diri di atas
tempat tidur dengan langit-langit putih dan bau obat yang sangat ku benci.
Seluruh tubuhku mati rasa, syaraf-syarafku tak berfungsi menanggapi ransang,
aku tak dapat merasakan apapun kecuali rasa sakit yang satu ini, di sini. Sakit
sekali. Di samping aku terbaring, kulihat dirimu duduk menatapku sambil
menggenggam tanganku. Kau mencoba mengajakku bicara walaupun kau tahu aku
takkan pernah menjawabmu, setidaknya kau yakin bahwa aku masih mendengarmu.
Percayalah, aku mendengarmu, kau benar, aku memang mendengarmu. Aku mendengar
semua yang kau katakan padaku, aku mendengar pertanyaanmu hanya tak mampu untuk
menjawabmu. Hidupku kini hanya bergantung pada selang-selang yang terhubung ke
alat-alat yang bahkan aku pun tak begitu mengerti apa fungsi alat-alat itu
sesungguhnya. Yang ku tahu hanyalah, alat itu yang membuatku masih bisa
dikatakan hidup, walaupun sesungguhnya aku hanya terbaring kaku dan tak
berdaya. Tapi, hei, tahukah kau bahwa aku bisa melihat diriku sendiri yang
terbaring di sana? Juga melihatmu yang setia menungguku bangun, membuka mata,
dan tersenyum kepadamu seperti biasa? Bukankah ini hebat?
Jujur saja,
sesungguhnya aku sangat ingin bangun dari tidur panjangku, membuka mataku,
melihatmu, dan tersenyum untukmu. Sangat ingin. Asal kau tahu saja, sungguh
pegal dan sangat tidak enak terus terbaring seperti ini. Aku rindu saat-saat
kita tertawa bersama. Rindu saat-saat tiada lagi keraguan dalam hati. Rindu
saat-saat kita percaya segalanya akan terus begini, begitu indah. Aku memohon
pada Tuhan, aku minta kepada-Nya untuk memberiku satu kesempatan lagi, untuk
memberiku hidup kedua, dan Dia mengabulkannya. Aku kembali masuk ke dalam
ragaku. Ku terbangun, membuka mataku, melihatmu, dan tersenyum untukmu sesuai
janjiku. Ku biarkan kau genggam tanganku dan perlahan menarikku semakin
mendekatimu, memelukku. Kesempatan hidup kedua ini akan kugunakan untuk mengukir kenangan-kenangan
yang lebih indah bersamamu...
0 komentar:
Posting Komentar