CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 25 Januari 2013

Bocah Pembersih Perahu


Cerpen ini bisa jadi "catatan harian" seorang bocah yang tinggal di kampung nelayan di daerah Jakarta. Umurnya belum genap 12 tahun namun semangat dan niat mulianya untuk membantu ibunya serta ketegarannya menjalani kerasnya hidup ini seolah membuka mata kita untuk bersyukur atas apa yang Tuhan berikan pada kita karena dibandingkan bocah itu, hidup kita jauh lebih baik. Nah, selamat membaca, semoga cerpenku kali ini bisa memberi manfaat untuk kalian semua yang baca :)

       Inilah pekerjaanku, membersihkan perahu milik nelayan yang ditambatkan di dermaga kecil ini. Aku mau melakukan apa pun dan dibayar berapa pun untuk membantu ibuku. Sebenarnya ibuku melarangku bekerja, aku hanya perlu belajar saja. Namun aku tidak mau, sebagai anak lelaki aku harus bisa melakukan sesuatu.
       Sepulang sekolah aku bermain bersama teman-temanku di dermaga. Segar rasanya melepas penat serta kejenuhanku di sini. Melompat, menyelam, berenang, dan bermain di segarnya air laut yang berwarna biru. Selain itu, aku juga dapat mensyukuri indahnya alam yang telah diciptakan Tuhan.
Sekarang saatnya pulang dan bekerja sebelum hari semakin sore. Tiba-tiba di jalan ada Franky, Si Preman Kecil yang sudah terkenal di kampungku. Ia bersama Sugeng, Bos Preman di sini. Mereka menghadangku dan menggeledah tasku. Namun karena aku memang tidak punya uang, mereka tidak menemukan sepersen uangpun dariku. Franky sebenarnya adalah anak yang baik. Dulu dia tidak seperti ini. Sejak bergaul dengan Sugeng, dia menjadi seperti ini. Walaupun Franky jahat kepadaku, aku selalu sabar menghadapinya.
       Di rumah ibu sudah menungguku. Kami makan seperti biasa. Tiada nasi, yang ada hanya ikan. Sudah lama kami tidak makan nasi. Aku ingin membahagiakan ibu, apapun yang kami makan tidak jadi soal asal perut bisa terisi. Suatu hari nanti aku berjanji jika aku sudah berhasil aku akan membelikan makanan yang enak untuk ibu. Sekarang saatnya bekerja. Ibu mencari ikan dan aku membersihkan perahu. Sepulang kerja nanti aku akan langsung membelikan ibu beras, semoga hari ini aku mendapatkan cukup uang untuk membeli beras.
       Pekerjaan ini sudah sejak lama kujalani, membersihkan perahu milik nelayan. Sebagai upahnya aku mendapatkan seekor rajungan dari satu perahu yang kubersihkan. Nantinya rajungan-rajungan ini akan kujual di pasar dan uangnya akan kugunakan untuk membeli beras. Semua pekerjaan yang halal asal dikerjakan dengan tenang nantinya akan menghasilkan berkah.
       Sepertinya hari ini sudah cukup. Sekarang saatnya aku menjual rajungan ini ke pasar, semoga aku bisa membeli beras untuk ibu dan kami bisa kenyang. Oh..tidak! Ada Franky dan Sugeng. Aku harus lewat jalan lain, lari...!!! Huh, akhirnya aku berhasil meloloskan diri. Di sini sudah aman. Entah bagaimana nasibku tadi jika mereka berhasil menangkapku.
       Yah.. sedikit saja uang yang aku dapat, hanya Rp6.000, bisa dapat beras berapa kilo ya dengan uang ini? Berarti besok aku harus bekerja lebih keras lagi. Loh, itu kan Si Franky! Ya ampun ia dipukuli Sugeng. Aku harus menolongnya. Namun karena badanku yang jauh lebih kecil dibanding Sugeng, aku tidak bisa berbuat banyak, uang hasil kerja kerasku  malah dirampas olehnya. Aku dan Franky sama-sama tidak bisa berbuat apa-apa. Untung Bapak Franky datang, beliau marah besar dan Sugeng langsung melarikan diri. Akhirnya Franky minta maaf padaku, ia berjanji tidak akan menjadi anak nakal lagi.
       Aku terkejut saat Bapak Franky mau membelikanku beras. Hore! Aku senang sekali, mimpi apa aku semalam? Ini pengalaman yang luar biasa. Di saat  aku merasa hidupku sudah diambang maut, Tuhan menolongku. Tuhan selalu memperhatikanku, dia akan  selalu menolongku selama aku berbuat baik dan jujur.
       Ibu, hari ini kita bisa makan nasi dan kita akan kenyang...

0 komentar:

Posting Komentar