Cerpen ini bisa jadi "catatan harian"
seorang bocah yang tinggal di kampung nelayan di daerah Jakarta. Umurnya belum
genap 12 tahun namun semangat dan niat mulianya untuk membantu ibunya serta
ketegarannya menjalani kerasnya hidup ini seolah membuka mata kita untuk
bersyukur atas apa yang Tuhan berikan pada kita karena dibandingkan bocah itu,
hidup kita jauh lebih baik. Nah, selamat membaca, semoga cerpenku kali ini bisa
memberi manfaat untuk kalian semua yang baca :)
Inilah
pekerjaanku, membersihkan perahu milik nelayan yang ditambatkan di dermaga
kecil ini. Aku mau melakukan apa pun dan dibayar berapa pun untuk membantu
ibuku. Sebenarnya ibuku melarangku bekerja, aku hanya perlu belajar saja. Namun
aku tidak mau, sebagai anak lelaki aku harus bisa melakukan sesuatu.
Sepulang sekolah
aku bermain bersama teman-temanku di dermaga. Segar rasanya melepas penat serta
kejenuhanku di sini. Melompat, menyelam, berenang, dan bermain di segarnya air
laut yang berwarna biru. Selain itu, aku juga dapat mensyukuri indahnya alam
yang telah diciptakan Tuhan.
Sekarang saatnya pulang dan bekerja sebelum hari
semakin sore. Tiba-tiba di jalan ada Franky, Si Preman Kecil yang sudah
terkenal di kampungku. Ia bersama Sugeng, Bos Preman di sini. Mereka
menghadangku dan menggeledah tasku. Namun karena aku memang tidak punya uang,
mereka tidak menemukan sepersen uangpun dariku. Franky sebenarnya adalah anak
yang baik. Dulu dia tidak seperti ini. Sejak bergaul dengan Sugeng, dia menjadi
seperti ini. Walaupun Franky jahat kepadaku, aku selalu sabar menghadapinya.
Di rumah ibu
sudah menungguku. Kami makan seperti biasa. Tiada nasi, yang ada hanya ikan.
Sudah lama kami tidak makan nasi. Aku ingin membahagiakan ibu, apapun yang kami
makan tidak jadi soal asal perut bisa terisi. Suatu hari nanti aku berjanji
jika aku sudah berhasil aku akan membelikan makanan yang enak untuk ibu.
Sekarang saatnya bekerja. Ibu mencari ikan dan aku membersihkan perahu.
Sepulang kerja nanti aku akan langsung membelikan ibu beras, semoga hari ini
aku mendapatkan cukup uang untuk membeli beras.
Pekerjaan ini
sudah sejak lama kujalani, membersihkan perahu milik nelayan. Sebagai upahnya
aku mendapatkan seekor rajungan dari satu perahu yang kubersihkan. Nantinya
rajungan-rajungan ini akan kujual di pasar dan uangnya akan kugunakan untuk
membeli beras. Semua pekerjaan yang halal asal dikerjakan dengan tenang
nantinya akan menghasilkan berkah.
Sepertinya hari
ini sudah cukup. Sekarang saatnya aku menjual rajungan ini ke pasar, semoga aku
bisa membeli beras untuk ibu dan kami bisa kenyang. Oh..tidak! Ada Franky dan
Sugeng. Aku harus lewat jalan lain, lari...!!! Huh, akhirnya aku berhasil
meloloskan diri. Di sini sudah aman. Entah bagaimana nasibku tadi jika mereka
berhasil menangkapku.
Yah.. sedikit
saja uang yang aku dapat, hanya Rp6.000, bisa dapat beras berapa kilo ya dengan
uang ini? Berarti besok aku harus bekerja lebih keras lagi. Loh, itu kan Si
Franky! Ya ampun ia dipukuli Sugeng. Aku harus menolongnya. Namun karena badanku
yang jauh lebih kecil dibanding Sugeng, aku tidak bisa berbuat banyak, uang
hasil kerja kerasku malah dirampas
olehnya. Aku dan Franky sama-sama tidak bisa berbuat apa-apa. Untung Bapak
Franky datang, beliau marah besar dan Sugeng langsung melarikan diri. Akhirnya
Franky minta maaf padaku, ia berjanji tidak akan menjadi anak nakal lagi.
Aku terkejut saat
Bapak Franky mau membelikanku beras. Hore! Aku senang sekali, mimpi apa aku
semalam? Ini pengalaman yang luar biasa. Di saat aku merasa hidupku sudah diambang maut, Tuhan
menolongku. Tuhan selalu memperhatikanku, dia akan selalu menolongku selama aku berbuat baik dan
jujur.
Ibu, hari ini
kita bisa makan nasi dan kita akan kenyang...